Madakaripura
Ingatan kita tentu akan langsung tertuju pada sosok pahlawan besar yang mampu menyatukan Nusantara di bawah satu bendera gula kelapa Majapahit yakni Maha Patih Gajah Mada. Wilayah ini memang dulunya merupakan sebuah tanah perdikkan yang diberikan Majapahit kepada Gajah Mada karena jasa-jasanya yang besar bagi kejayaan Majapahit.
Air terjun Madakaripura sendiri berada di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
tepatnya di desa Sapih, kcamatan Lombang kabupaten Probolinggo.
Kendaraan pribadi jadi pilihan paling tepat untuk mencapai lokasi air
terjun karena letaknya yang jauh dari jalan
utama. Perjalanan dari jalan raya menuju air terjun cukup melelahkan
karena kondisi jalan yang cukup buruk. Kita akan sampai di pos
pemeriksaan setelah mengarungi jalanan berbatu dengan jurang di sisi
kanan dan tebing tinggi di sisi kiri selama hampir 15 hingga 20 menit.
Di pos ini terdapat fasilitas yang cukup lengkap mulai dari parkir mobil
dan motor, kamar mandi dan toilet, hingga warung-warung penjual
makanan. Kita akan dibuat terkagum-kagum melihat air
terjun yang mengalir di antara dua dinding tebing bebatuan.
Tebing-tebing ini seolah berusaha mencegah sinar matahari menembus ke
bawah. Suasana menjadi temaram, ada kesan magis yang terasa ketika kita
berada di antara dua tebing menjulang dan air selembut kapas yang
berjatuhan. Suasana yang sangat tenang dihiasi suara air juga menambah
suasana syahdu. Ada banyak rasa yang tak terungkap. Meski saat kaki
melangkah, seluruh katup indra sepenuhnya terbuka. Menggali legenda yang
tersimpan rapat di balik tanaman yang menghampar dan gemuruh air terjun
yang berdiri bak pilar raksasa.
Nama
Madakripura, terkait sangat erat dengan sejarah panjang Kerajaan
Majapahit di masa kejayaannya, Hayam Wuruk dan Gajah Mada berhasil
menyatukan bumi Nusantara yang membentang dari Wanin hingga Madagaskar.
Gajah Mada yang lihai dalam strategi, diplomasi, dan perang, berhasil
meruntuhkan kepercayaan raja-raja Nusantara di masa itu, sehingga mereka
mau berucap janji setia dalam naungan Surya Majapahit. Seperti apa
sepak terjang Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara memang masih menjadi
sebuah misteri karena bigitu sedikitnya literatur dan sumber yang
membahas mengenai hal tersebut.
Madakaripura sendiri berarti “tempat tinggal terakhir”
Pengunaan nama ini diambil dari kepercayaan masyarakat sekitar yang
mengatakan, disinilah Gajah Mada melewati masa akhir hidupnya. Beberapa
sumber dan literatur mengatakan bahwa setelah peristiwa Perang Bubat
dimana seluruh rombongan dari kerajaan Sunda Galuh terbantai Gajah
Mada di copot dari jabatanya sebagai mahapatih di Majapahit. Tragedi Perang Bubat
telah melukai begitu banyak pihak dan berdampak sangat luas. Prabu
Hayam Wuruk terluka karena cintanya yang sedang mekar tiba-tiba
dihadapkan pada maut. Keluarga Raja Majapahit terluka karena akar
sejarahnya yang begitu dekat dengan Sunda Galuh mendadak dipangkas
dengan paksa. Sunda Galuh adalah pihak yang paling terluka, bukan saja
karena harga diri yang dilecehkan tanpa ampun, melainkan juga karena
semangat perdamaian, harapan, dan kepercayaan mereka terhadap Majapahit
dinodai hingga titik paling hitam.
Bagaimana dengan Gajah Mada? Gajah Mada
ditempatkan sebagai pihak paling bersalah atas tragedi itu. Ia dihujat,
dicaci, dan dicela. Namun, sesungguhnya sang legendaris ini juga merasa
terluka. Ia terluka karena merasa kerja kerasnya selama dua puluhan
tahun lebih pada akhirnya tak ada harganya sama sekali. Segala
pengorbanan yang ia berikan untuk dapat menyatukan seluruh wilayah
Nusantara di bawah panji-panji Majapahit justru gagal di langkah
terakhir.
Namun, tak peduli betapapun kecewa Gajah
Mada mendapati kenyataan cita-citanya tak terwujud secara sempurna, ia
tetap bersalah telah menyebabkan ratusan orang terbantai. Ia bersalah
telah mengubah lengkung janur kuning menjadi ratap perkabungan. Gajah
Mada pun harus menerima hukumannya. la dihempaskan dari dhamparkepatihan
dan harus melewati hari tua di Madakaripura, sebuah tempat terpencil
dan jauh dari segala ingar-bingar urusan duniawi. Ia menenggelamkan diri
dalam kesunyian dan terus berdoa pada Sang Pencipa, sampai akhirnya, ia
meninggal dunia dalam kesunyian yang tiada tara. Disaksikan
butiran-butiran abadi air terjun yang memantulkan cahaya matahari dan
menciptakan pelangi, tangga warna dari Nirwana. Air yang turun deras dan
memantulkan bianglala ini kemudian dikenal sebagai air suci ‘Tirta Sewana’. Air ini, dipercaya memiliki kelebihan luar biasa sehingga bisa menyembuhan orang sakit dan bisa membuat kita awet muda.
Di
luar mitos ini, Madakaripura dikenal sebagai tempat wisata alam terbuka
yang menonjolkan daya tarik air terjun dengan ketinggian sekitar 200
meter. Air terjun ini berkumpul di relung sempit dengan diameter 25
meter. Kawasan wisata ini berada sekitar 620 meter diatas permukaan air
laut, dan terletak di kawasan Tengger, tak jauh dari Bromo. Tak heran
jika beberapa travel agent yang menyiapkan Bromo sebagai daerah tujuan,
biasanya juga menyisipkan Madakaripura sebagai tempat tujuan wisata.
Sumber di Madakaripura menyebut,
sebenarnya ada lima air terjun di kawasan ini. Dengan gamblang kita bisa
melihat tiga air terjun yang ada. Sementara dua lainnya,
mesti dicari karena tersembunyi di balik air terjun yang lain.
Sementara di tengah tebing, di balik air terjun yang paling besar,
terdapat rongga menganga yang melintang secara horisontal. Penduduk
setempat percaya, di lubang inilah Sang Patih Gadjah Mada biasa duduk
diam, bersemedi dalam keheningan rasa.
Di kawasan wisata ini memang ada aliran Sungai dengan banyak Batu Besar berserakan di aliran sungai itu.Sebenarnya dengan mengikuti aliran sungai itu secara Alami akan
memandu pengunjung menuju ke lokasi air terjun Madakaripura. Karena
aliran sungai itu berpusat pada air terjun tersebut. Pada musim
penghujan, pengunjung dilarang turun dan mendekat ke air terjun. Daerah
ini rawan banjir dan longsor dan harus puas menikmati pemandangan di
sekitar lokasi air terjun saja tanpa bisa melihat air terjun
Madakaripura. Air terjun itu sendiri berada cukup jauh dan tersembunyi
di balik bukit dan batu-batu Tebing yang cukup tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar